Sarana berbagi cerita untuk saling menguatkan

Alhamdulillah, Aku Kecelakaan

Hm... sbenernya ni hari aku mau cerita soal smalem waktu aku kecelakaan. Tapi, besok aja deh :)
-----------
Okay.. Sekarang aku ceritakan :)

Sekarang tanggal 16 Mei 2010, itu berarti kejadian itu udah sebulan yang lalu..
Jadi ceritanya, waktu perjalanan pulang, seperti ga seperti biasanya, aku bersepeda dengan kecepatan super pelan dari bisasanya. Malam itu hujan tak lagi begitu deras. Hanya sedikit rintik hujan mewarnai langit gelap saat itu.

Lantunan melodi tanpa kontrol pun menyeruak dari bibirku. Dengan begitu santai dan nyaman. Tapi, suasana santai itu seketika berubah saat aku mendapati tyubuhku tersungkur. Sepeda biru yang selalu setia menemaniku pun tergeletak tak jauh dariku tersungkur dan menahan sakit. Aku hanya diam dan berusaha tuk tidak meronta. Diam dan hany diam sambil melihati sekelilingku yang mulai ramai dengan kendaran dan orang-orang sekitar.

Aku menoleh dan mencoba berdiri. Tanganku kini (saat itu) penih luka gores. Warna merah darah tak luput dari pandanganku saat itu. Dalam saat aku menoleh, wajah pucat pasi dan keriput di sekujur tubuhnya membutaku penuh tanda tanya. Ia yang juga sempat tersungkur itu mendatangiku dan mengatakan "Kamu ga papa nak?" u hany diam dan mengelangkan kepala tanda aku tidak mengalami luka begitu parah.

Tampak pula olhku wajah kuyu itu seakan menahan rasa deg-degan. Dia pun berucap
"Maaf y anak.. Kamu ga pa-pa kan??"
Sejenak aku melihati laki-laki ntua berbaju merah dengan lengan panjng itu gugup sekali. Aku yang sedari tadi menahan rasa sakitpun tak kuasa untk mengatakan yang sejujurnya bahwaku merasakan sakit itu. Aku pun berucap "Tidak apa-apa.." Dengan nada menenangkan hatinya. Seorang lain berkata,
"Untung aku tadi bisa kontrol kendali, kalo enggak pasti aku juga ikut tambrakan." laki-laki muda dengan badan tegap itu menjelaskan apa yang dia lakukan. Benar saja, kalau dia tak bisa mengendalikan kemudi saat berada di belakang Bapak yang menabrakku itu, pasti aku mengalami luka lebih parah..

Dengan cepat suasana kembali sunyi, namun masih ada banyak orang diseberang jalan yang masih melihatiku dan bapak itu. Sejurus kemudian, bapak itu menyodorkan uang lembaran 100 ribu padaku. Lagi-lagi aku hanya diam. Bukan uang yang aku pikirkan saat itu. Tapi bagaimana caraku pulang? Sementara kini aku jauh dari rumah. mungkin sekitar 5-6 Km jauhnya dan sepedaku kini tanpa roda di depan..

Dengan tegas aku berkata
"Bagaimana caraku pulang, Pak? jam segini ga ada angkot."
Bapak itu tampak semakin bingung.. hanya diam, karena itu memang masalahku saat itu.
"Ya sudah, kamu saya bonceng saja." ucapnya sambil masih berusaha menyerahkan lembaran seratus ribu itu padaku. Aku pun menerima uang itu. Karena aku pikir setidaknya uang itu bisa jadi buat ongkos betulin sepedaku yang kini terpisah dengan roda dapannya.

saat aku angkat sepedaku, dalam hari aku berucap "Ternyata parah juga sepedaku. bengkong disana sini"

Dalam pejalanan, pikirku melayang terbang. Entah apa saja yang ada di pikiranku saat itu. yang jelas, kalo dibilang dalam bahasa jawa "Ngglambyar"

Ya sudahlah.. cukup sampai disini aja. Ga perlu panjang lebar takutnya terlalu panajng dan jadi novel. hahaha... Novel? Hm... Bisa juga tuch... Insya Allah Novelnya juga akan muncul Hehehehe... :D
5 Komentar untuk "Alhamdulillah, Aku Kecelakaan"

Salam kenal ya,,, kapan cerita kecelakaannya nih...???

udah agak lama, ya sebulan lalu :)

Bner. Udah Agak lama. Ya sekitar sebula gt deh

alhmdulillah tuhh kalau gituw...

Ads Support

Back To Top