Sarana berbagi cerita untuk saling menguatkan

Remaja dan Pernikahan

Smalem, seperti biasa ibu, adik-adikku dan nenekku sedang nonton SINETRON. Suasana saat itu bener-bener rame banget. bukan karena volum TVnya yang kegedean. Tapi karena suara nenek, adik dan ibuku yang bersautan mengomentari acara tersebut. Jadi, setauku, critanya tu seorang cewek hamil diluar nikah dan kesulitan nikah karena ga da penghulu yang mau menikahnya. Bagaimanapun, menikahkan orang hamil itu tidak dibolehkan. Begitu dalih semua penghulu dalam sinetron itu. Keputusan yang Bijak.



Eh, kok malah bahas Sinetronnya?

Setelah itu, dengan terheran, Ibuku berucap:

"Kenapa ga boleh? Apa memang begitu, Di?" Ucap ibu padaku dalam bahasa jawa.

"Ya memang begitu. Dari dulu yang begitu. " Jawabku.


"Tapi kok disini boleh? Misalnya saja Mawar, Melati, dan Indah (Nama sengaja disamarkan, red) yang menikah waktu hamil." ibuku kembali bertanya.

"Ga ada ceritanya orang nikah itu dalam keadaan hamil. Harus nunggu anaknya lahir dulu baru boleh nikah." uraiku.

"Indah dulu nikah waktu umr kandungannya 5 bulan, terus melati juga menikah waktu hamil 3 bulan..." Ibuku diam sejenak.

"Kalo mbak Mawar hamil berapa bulan Bu? Adik laki-lakiku menimpali. Tapi ibuku hanya diam.

"kalau orang sini kebanyakan memang mementingkan nama baik saja. Sebenernya, harus nunggu anaknya lahir dulu. Biar ketahuan." jelasku lagi.

"katanya, kalo masih 3 bulan ga apa-apa??"

"Aku juga pernah dengar. katanya itu masih dibolehkan karena janin belum bernyawa. Tapi pada dasarnya nikah waktu hamil itu ga boleh." jawabku lagi

"Malah Indah, waktu nikah dulu yang ngurus adalah saudaranya di KUA."


"Ya berarti, saudaranya itu yang ikut2an ga bener." Jawabku singkat.



Begitulah dialog itu berlangsung dengan diakhiri diam penuh seribu makna oleh ibuku. Percakapan diatasa sebenarnya dalam bahsa Jawa. Sengaja Dialihbahasakan agar mudah dimengerti oleh orang indonesia :)
0 Komentar untuk "Remaja dan Pernikahan"

Ads Support

Back To Top